agar setan

Setan senantiasa mengawasi manusia selama dua puluh empat jam dalam sehari. Ketika manusia sedang makan, bermain, jalan-jalan, hingga tertidur pun, setan senantiasa mengawasi dan mencari celah agar bisa mengoda. Bahkan disebutkan dalam sebuah hadits, setan ikut bermalam di rumah seorang hamba.
Beruntungnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan kiat rahasia kepada umatnya agar setan tidak ikut bermalam di rumah mereka. Sebaliknya, jika petuah mulia ini dilanggar, setan akan masuk dan bermalam di rumah-rumahnya.
“Apabila seseorang memasuki rumahnya, kemudian berdzikir ketika masuk dan makan, maka berkatalah setan, “(Hai teman-teman), tiada tempat bagi kita untuk bermalam dan (jatah untuk) makan.”
Sebaliknya, sebagaimana disebutkan dalam kelanjutan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin ‘Abdillah ini, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam melanjutkan, “Dan jika seorang memasuki rumahnya tanpa berdzikir saat masuk, setan berkata, ‘Telah tersedia tempat bermalam bagimu.’ Ketika masuk waktu malam dan ia tetap tidak berdzikir, setan berkata (kepada teman-temannya), ‘Telah tersedia bagi kita tempat bermalam dan (jatah) makan malam’.”
Maka kiat yang harus ditempuh agar setan tidak masuk dan menginap di dalam rumah adalah dengan mengucap salam dan membaca dzikir-dzikir yang disunnahkan. Misalnya, bacaan Ayat Kursi (ayat 255 surat al-Baqarah), dua ayat terakhir surat al-Baqarah, surat al-Ikhlash, al-Falaq, an-Naas, dan sebagainya.
Kalimat-kalimat mulia itulah yang akan melindungi rumah-rumah kita dari setan dan bala tentaranya. Jika rutin dibacakan, maka rumah akan terasa layaknya masjid yang nyaman, menenangkan, dan menghadirkan damai.
Akan terjalin hubungan yang harmonis antar masing-masing anggotanya sehingga keluarga tersebut menjadi tim dakwah impian. Akan terlahir anak-anak shalih yang menyejukkan jiwa dan permata bagi pandangan mata. Anak-anak yang lahir dari rumah ini adalah sosok-sosok yang lurus aqidahnya, bersih ibadahnya, luas wawasan ilmunya, dan menawan akhlaknya.
Mereka inilah generasi-generasi yang dirindukan bumi dan dicintai langit. Generasi tangguh yang kelak menyelamatkan umat manusia dari penyembahan kepada sesama menuju penyembahan kepada Allah Ta’ala semata.
Sebaliknya, rumah yang tidak pernah dibacakan ayat-ayat Allah Ta’ala di dalamnya, ialah bangunan persegi empat yang mungkin saja mewah, tapi hanya bermakna kuburan. Tiada kedamaian, kecuali cekam yang menakutkan. [Pirman/BersamaDakwah]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar