Ikhlas dalam beramal
ibadah dan amal shaleh adalah melakukan suatu amal kebaikan, dan dalam
melaksanakannya ditujukan semata-mata untuk Allah. Al Quran menyuruh
kita ikhlas. Perhatikan firman-Nya sbb :
”dan (aku telah
diperintah): “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik”.
(QS Yunus [10]: 105).
(QS Yunus [10]: 105).
Rasulullah SAW mengingatkan, ”Allah tidak menerima amal kecuali apabila
dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.” (HR Abu
Dawud dan Nasa’i). Imam Ali ra juga berkata, ”Orang yang ikhlas adalah
orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima oleh Allah.”
Kendati bersimbah peluh, menghabiskan tenaga, menguras pikiran, kalau
tidak ikhlas, sebesar apa pun amal, sia-sia di mata Allah. Maka, sangat
rugi orang yang sedekah habis-habisan hanya ingin disebut dermawan.
Ikhlas berarti kita tidak memanggil siapa pun selain Allah SWT untuk menjadi saksi atas perbuatan kita.
Ikhlas akan membuat jiwa menjadi independen, merdeka, tidak dibelenggu
pengharapan akan pujian, tidak haus akan imbalan. Hati menjadi tenang
karena ia tidak diperbudak penantian mendapat penghargaan ataupun
imbalan dari makhluk. Penantian adalah hal yang tidak nyaman, menunggu
pujian atau imbalan adalah hal yang dapat meresahkan, bahkan bisa
mengiris hati bila ternyata yang datang sebaliknya.. Orang yang tidak
ikhlas akan banyak menemui kekecewaan dalam hidupnya, karena orang yang
tidak ikhlas banyak berharap pada makhluk yang lemah.
Imbalan dari manusia tidak ada apa-apanya dibanding imbalan dari Allah SWT.
Perhatikan firman Allah SWT di surah An-Nisa [4] ayat 146 :
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang
teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka
karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan
kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang
besar.
Subhaanallah, adakah yang lebih berharga dari pemberian Allah?
Namun dalam kehidupan ini, kadang kita memang menemukan kenyataan,
kalau ternyata amal ibadah atau amal kebaikan yang kita lakukan dengan
sembunyi-sembunyi dan tidak diketahui orang lain, ternyata justru kadang
jadi mengundang, fitnah, gosip, omongan yang tidak enak tentang kita.
Mungkin karena orang lain tidak tahu kalau sebenarnya kita ini sudah
melakukan amal shaleh, amal kebaikan seperti sedekah, tapi kita
menyembunyikannya karena Allah. Maka karena ketidaktahuannya,
orang-orang akan menilai kita ini sebagai orang yang pelit, tidak mau
sedekah, tidak mau beramal saleh.
Untuk masalah seperti ini,
sebaiknya jangan kita pedulikan omongan orang pada kita. Tetap saja jaga
kerahasiaan amal kebaikan kita. Jangan pedulikan pandangan orang, cukup
puas saja dengan pandangan Allah terhadap kita. Dan masalah omongan
atau di gunjingkan yang tidak-tidak, yang mungkin mengatakan kita itu
pelit, kikir dan sebagainya, kita serahkan semua pada Allah.
Dalam beramal saleh atau berbuat kebaikan, seperti sedekah dan lainnya,
sebaiknya kita BENAR-BENAR MERASA CUKUP HANYA ALLAH SAJA YANG MENJADI
SAKSI DARI APA YANG KITA LAKUKAN, Dan yang tidak kalah penting, jangan
sampai kita terjebak riya yang samar, seperti merasa bangga apabila kita
sudah berhasil menyembunyikan amal kebaikan kita, kalau kita seperti
itu, maka hancurlah amal kita.
Dalam melakukan setiap amal
kebaikan, yang paling mendasar yang perlu dipahami adalah, bahwa segala
amal kebaikan yang kita lakukan, itu bukanlah atas kemampuan kita
sendiri, tapi itu adalah karena bantuan, pertolongan dan ijin Allah.
Dengan memahami hal tersebut diatas, Insya Allah kita bisa memperbaiki
amal ibadah kita dengan ikhlas, selamat dari berbangga diri karena telah
berhasil melakukannya. Dan InsyaAllah bisa selamat dari riya. Serta
Insya Allah, bisa melindungi kita dari keinginan mengungkapkan amal
kebaikan kita dihadapan mahluk, apabila kita mendapati kenyataan diri
kita digosipkan, dinilai sebagai orang yang enggan beramal kebaikan,
karena kita ikhlas, maka kita menyerahkan semua pada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar