Demokrasi identik dengan suara mayoritas. Suara mayoritas dipuja-puji
sebagai suara kebenaran. Bahkan suara mayoritas (rakyat) identik dengan
suara tuhan. Demikianlah klaim para pemuja dan penjaja demokrasi.
Namun, berkebalikan dengan demokrasi, Tuhan (Allah SWT) sendiri
justru mencela suara mayoritas. Allah SWT mencela mayoritas manusia
dalam puluhan ayat-Nya. Pasalnya, mayoritas manusia adalah kafir alias
tidak beriman, fasik, tidak berpengetahuan, bodoh, tidak bersyukur,
sesat dan menyesatkan, dst. Allah SWT, misalnya, berfirman (yang
artinya): Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat
yang jelas. Tak ada yang mengingkari ayat-ayat itu melainkan orang-orang
yang fasik. Patutkah (mereka mengingkar ayat-ayat Allah), dan setiap
kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkan janji itu?
Bahkan mayoritas dari mereka tidak beriman (TQS al-Baqarah [2]: 99-100).
Allah SWT juga berfirman (yang artinya): Mereka (orang-orang
musyrik Makkah) berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepada dia (Muhammad)
suatu mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah, "Sesungguhnya Allah
Mahakuasa menurunkan suatu mukjizat.” Namun, mayoritas mereka tidak mengetahui (TQS al-An’am [6]: 37).
Allah SWT pun berfirman (yang artinya): Sekiranya Kami menurunkan
malaikat kepada mereka dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan
mereka, lalu Kami mengumpulkan pula segala sesuatu ke hadapan mereka,
niscaya mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki,
tetapi mayoritas mereka adalah bodoh (TQS al-Anam [6]: 111).
Allah SWT pun dalam banyak ayat-Nya yang lain berfirman di antaranya sebagai berikut (yang artinya):
(Setan berkata), “Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka
dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau
tidak akan mendapati mayoritas mereka bersyukur (taat).” (TQS al-A’raf [7]: 17).
Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang kafir. Kami tidak mendapati mayoritas mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati mayoritas mereka orang-orang yang fasik (TQS al-A’raf [7]: 101-102).
Mayoritas
manusia tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran.
Sesungguhnya Allah Mahatahu atas apa yang mereka kerjakan (TQS Yunus [10]: 35-36).
Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi mayoritas manusia tidak tahu (TQS Yunus [10]: 55).
Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi mayoritas dari mereka tidak bersyukur (TQS Yunus [10]: 60).
Mayoritas dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain) (TQS Yusuf [12]: 106).
Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah,
"Unjukkanlah hujjahmu! (Al-Quran) ini adalah peringatan bagi orang-orang
yang bersamaku, dan peringatan bagi orang-orang yang sebelumku".
Sebenarnya mayoritas dari mereka tiada mengetahui yang haq sehingga mereka berpaling (TQS al-Anbiya’ [21]: 24).
Terangkanlah kepada Aku tentang orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Tuhannya. Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?
Ataukah kamu mengira bahwa mayoritas
mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah
seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari
binatang ternak itu) (TQS al-Furqan [25]: 44).
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai karunia yang besar (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi mayoritas dari mereka tidak bersyukur (TQS an-Naml [27]: 73).
Sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka, "Siapakah yang
menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah
matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", Katakanlah, "Segala
pujian milik Allah." Akan tetapi, mayoritas dari mereka tidak memahami (TQS al-Ankabut [29]: 63).
Katakanlah, "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Mayoritas dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (TQS ar-Rum [30]: 42).
Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap mayoritas mereka, kerena mereka tidak beriman (TQS Yasin [36]: 7).
Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa
Arab, untuk kaum yang mengetahui; yang membawa berita gembira dan yang
membawa peringatan. Akan tetapi, mayoritas dari mereka berpaling, tidak mau mendengarkan (TQS Fushshilat [41]: 1-4).
Masih banyak ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa Allah SWT mencela
mayoritas atau sebagian besar manusia. Karena itu wajarlah jika Allah
SWT mewanti-wanti kita agar tidak ikut-ikutan mengikuti mayoritas
manusia karena kita bisa tersesat, bahkan jatuh pada kekufuran. Allah
SWT berfirman (yang artinya): Jika kamu menuruti mayoritas
orang-orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari
jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka,
dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (TQS al-An’am [6]: 116).
Jika demikian masihkah kita ingin tetap mempraktikkan demokrasi
dengan suara mayoritasnya yang sesungguhnya banyak dicela di dalam
Alquran? [] abi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar